Selama kaki ini terus berjalan, jemari menekan tiap huruf, dan pikiran berkecamuk, aku selalu bertanya pada segala hal yang kusebut "Mengapa".
Kau tau? Ada banyak hal yang sudah tersimpan sejak lama dalam benak namun aku tidak mampu menumpahkannya, bahkan pada diriku sendiri.
Berkutat dibelakang layar lebih kusukai dibanding lantang bersorak sorai pada dunia, sebab mereka tidak akan menanggapi diriku dengan kasih.
Kau tau? Ketika aku mengetik narasi ini, akupun masih menyimak otak dan hati saling adu selisih. Mereka saling berbincang mencari jawaban yang bahkan masih berlanjut sejak puluhan tahun lamanya.
Aku ingin sekali apa yang sudah tersimpan ini bisa berkurang hingga 50%, namun rasanya tidak ada yang mampu dan ingin menjadi kawan bertukar pikiran. Alih-alih mencari kawan, justru banyak dari mereka berpikir mencari perhatian. Well, jika begitu kenapa gak dari dulu aja aku cari muka? Nyatanya lebih suka dibalik layar daripada berinteraksi dengan orang banyak.
Tapi di tempat ini aku bebas menulis apa yang aku mau, aku bebas mengeluarkan isi pikiranku. Takkan ada yang peduli dengan isi dari pesan ini, dan itu tidak masalah.
Aku percaya ketika ada seseorang yang membaca pesan ini pasti akan memiliki versi makna yang berbeda dariku. Yaa gapapa, namanya juga penafsiran tiap orang berbeda. Hal yang wajar ketika setiap orang punya statement yang tak sama.
Ini adalah catatan baruku sejak 2020 terakhir menulis. Aku juga baru cek kembali beranda ini dan sudah usang sekali, namun kini sudah aku lap dan kembali bersih.